mercredi 25 décembre 2013

Cerita Anak Lereng


                Namaku Retno. Aku seorang siswi kelas IV SDN Kaliurang 2. Aku tinggal dan lahir di lereng gunung Merapi. Dengan gaya hidup yang sangat sederhana, teman-teman sepermainan dan teman sekolahku yang memiliki latar belakang yang sama denganku. Aku tinggal di desa Cangkringan bersama nenek, ibu dan adik laki-lakiku yang masih balita. 
                Ya, hampir setiap hari aku bersama nenekku karena ibuku bekerja sebagai buruh pabrik di pinggir kota dan pulang malam hari. Nenekku seorang petani, namun ia menggarap sawah orang lain karena kami tidak memilki sawah. Walaupun nenek hanya dibayar dengan beras satu kilogram setiap hari, namun hal tersebut sangat kami syukuri. Kadang pamanku juga turut membantu nenek menggarap sawah. 
                Paman tinggal bersebelahan dengan kami. Ia seorang buruh serabutan. Kadang ia menjadi buruh tani seperti nenek, kadang mencari kayu ke hutan, kadang membantu tetangga membangun rumah, bahkan kadang menjadi penambang pasir dan batu kerikil di sungai setelah terjadi erupsi gunung Merapi. Dan karena erupsi gunung Merapi tiga bulan yang lalu, sekolah kami terpaksa diungsikan ke pinggir kota yang lebih jauh. 
                Setiap pagi aku bersama kedua sahabatku, Sri dan Dewi, serta anak-anak kampung lainnya berangkat ke sekolah bersama-sama. Karena jarak sekolah pengungsian dengan desa kami jauh, maka -kami berjalan bersama-sama agar tidak terasa lelah. Kadang sepulang sekolah aku membeli kembang gula untuk adikku, Usman. 
                Usman masih berusia lima tahun dan ia belum sekolah. Kegiatannya sehari-hari yaitu bermain bersama tetangga dan teman sebayanya, namun setiap pagi ia mencari kayu untuk memasak dan sebagian dijual ke tetangga untuk menambah uang jajannya. Ya, walau kami hidup dalam keterbatasan, namun kami tetap bersyukur dan aku masih mempunyai kesempatan untuk bersekolah. 
Share:

0 commentaires:

Enregistrer un commentaire